pilkada
Ilustras: Pilkada

Bangnes.com - Pesta merupakan pengejawantahan sebuah kesenangan dan kesedihan. Banyak pihak masa kini hanya mengasosiasikan pesta pada tataran kesenangan. Sedangkan, pesta kesedihan dinafikan secara total dari ruang privatnya. Ini sekilas analisis definisi tentang pesta. Tahun 2015, secara mendadak kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat berpesta politik. Di sini ada kehati-hatian.

Pesta politik ini bertujuan untuk menentukan dan memilih kepala pemerintahan ke dua daerah. Pemilihan kepala pemerintah ini seperti yang kita ketahui bersama berpatokan pada sistem demokrasi. Dalam hal ini, proses pemilihan dan penentuan seorang calon bisa duduk di singgasana berdasarkan pada kedaulatan rakyat. Artinya bahwa kedaulatan itu ada di tangan rakyat. Semuanya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Tokoh politik yang berani tampil untuk mencalonkan diri tentu mempunyai visi dan misi masing-masing. Visi dan misi itu seyogianya merakyat atau mempunyai tujuan kesejahteraan bersama (Bonum commune). Kiranya, ini menjadi tujuan utama mengapa setiap calon memilih untuk berjuang menakodai kepala pemerintahan daerah.

Akan tetapi, semua keputusan ada di tangan rakyat. Rakyat yang memilih dan menentukan sesuai dengan hatinurani. Keputusan hatinurani secara fundamental melampaui keinginan suara hati yang kadangkala keliru untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang tidak boleh dilakukan dan mana yang harus dilakukan.

Dengan demikian, hal yang paling krusial untuk dihindari dalam pesta politik kedua kabupaten ini adalah kecenderungan politik uang. Aneka pengalaman yang telah terjadi di negeri ini, ada oknum tertentu yang dengan menghalalkan segala cara supaya terpilih menjadi pemimpin. Semua itu adalah uang. Segalanya adalah uang. Uang menjadi senjata untuk mendapatkan posisi terhormat. Moral dinafikan dari ruang privatnya. Intinya perjuangan politik berhasil dan bisa memuaskan keinginan dan kepentingan pribadi.

Mudah-mudahan, masyarakat kedua kabupaten dapat memilah sesuai dengan keputusan hati nurani yang jernih. Hal ini dianjurkan demi kemajuan daerah yang lebih maju dan kesejahteraan bersama bukan kesejahteraan parsial yang hanya dimiliki oleh penguasa yang hedonis dan materialis. Maka, pesta politik tahun ini tidak menuai hasil kesedihan tapi kegembiraan. Akhirnya, rakyat tinggal menunggu hasil kinerja kepala pemerintahan selanjutnya untuk membangun daerah yang lebih baik dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.(RL)