BANGNES, Sydney – Sejumlah media massa di Australia berebut menawarkan duit senilai US$ 1 juta, atau sekitar Rp 12 miliar, kepada terpidana kasus penyelundupan ganja, Schapelle Leigh Corby, dengan catatan mendapatkan kesempatan wawancara eksklusif dengannya.

Bekas ratu kecantikan mahasiswa ini sekarang mendekam di dalam bui di Kerobokan, Denpasar, Bali, setelah tertangkap tangan membawa 4,1 kilogram ganja di dalam ranselnya pada 2004 di Bandara Ngurah Rai. Akibat kelakuannya, Corby, yang lahir di Queensland, Australia, 10 Juli 1977, itu diganjar 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Denpasar pada 2005.

Namun demikian masa kurungan itu tak sepenuhnya dijalani karena perempuan berambut pirang itu mendapatkan pengurangan hukuman delapan tahun sembilan bulan. Bahkan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2014, mempertimbangkan pembebasan bersyarat bagi Corby.

Media massa yang berebut mendapatkan hak wawancara khusus itu antara lain jaringan televisi komersial Seven, Nine, dan Ten. Mereka berada di depan pintu gerbang penjara Kerobokan bersama penerbit Bauer Media dan Pacific Magazines.

Sejumlah spekulasi berkembang bahwa ada sejumlah pihak yang bersedia menyiapkan dana US$ 3 juta (sekitar Rp 36 miliar), tetapi beberapa sumber mengatakan nilai yang pantas adalah US$ 1 juta.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, tidak ingin membahas persoalan Corby ketika diwawancarai Fairfax Radio, Kamis, 6 Februari 2014, “Pepatah lama mengatakan: kejahatan tidak harus dibayar. Tetapi saya tidak ingin mengatakan sesuatu tentang hal ini.”

Jaringan Ten membenarkan bahwa mereka ingin mendapatkan kisah Corby, namun tak ingin membicarakan masalah uang bayaran. “Seperti media lainnya, kami ingin mendapatkan kesempatan wawancara,” kata juru bicara Ten, Neil Shoebridge. “Semua itu harus saya katakan.”

Juru bicara Pacific Magazines menerangkan, “Kami tak bisa berkomentar soal Corby.” Sedangkan Jaringan Tujuh menjelaskan, mereka memang telah berusaha merebut kesempatan mendapat teken kontrak dengan menurunkan banyak awak di Bali. “Sebanyak 17 orang didatangkan dari Australia dan tujuh kru lokal. Adapun jaringan Nine menyiapkan delapan awak dan jaringan Ten menurunkan enam orang.”