Dialog Agama
Bangnes.com - Hiruk pikuk persoalan fundamentalisme agama di Indonesia hampir tak sulit dibendung. Nilai kemanusiaan dinafikan yang berdampak pada pelanggaran hak asasi manusia akut. Terkait hal ini, Dr. Richard M. Daulay menulis dan mengulas tuntas persoalan terkait dalam bukunya yang berjudul “Kristenisasi dan Islamisasi”. Lalu, sebagai bukti toleransi antara sesama umat beragama, maka penulis membedah bukunya di gedung Centre for Dialoque and Cooperation among Civilisations (CDCC), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 18/02. Hadir sebagai nara sumber pembedah buku Prof. Dr. Frans Magnis Suseno, SJ dan Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim.
Pendeta Gereja Methodist Indonesia, Dr. Rickhar M. Daulay mengatakan bahwa gegap gempita kelahiran era reformasi, yang diharapkan membuat bangsa Indonesia menjadi salah satu bangsa demokratis terbesar yang menghargai Hak Asasi Manusia, ternyata juga menimbulkan gesekan bahkan konflik di dalam masyarakat. “Dinamika politik di Indonesia mengalami banyak kendala. Antara lain, penegak hukum yang lemah, hukum yang lemah dan hukum yang tumpang tindih yang menyimpang dari jiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” ujar Dr. Rickhar.
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Prof. Dr. Magnis Suseno mengatakan bahwa sebetulnya di Indonesia banyak pihak yang berprasangka ekstrim. Tidak sedikit kelompok puritan yang memberikan perasaan intoleran terhadap agama yang lain. “Hal yang paling penting adalah dialog antarumat beragama menjadi sesuatu yang luar biasa,” pesan Prof. Magnis Suseno.
Sementara, Guru Besar UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim menilai bahwa agama hadir ke tengah umat untuk membela martabat manusia. “Agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai moral tetapi adanya friksi dikarenakan oleh marginalisasi secara ekonomi, politik yang memeras masyarakat. Dalam hal ini ketidakadilan dibiarkan maka menimbulkan faktor radikalisme dan fanatisme ekstrim,” kritik Prof. Sudarnoto.
Ricko Lando
Baca Juga :