BANGNES - Jalan yang berlubang, Pemda Labuhanbatu Utara seakan tutup mata dan tidak mau tahu apa yang terjadi terhadap warga dan daerahnya. Telah sering terjadi dan banyak pengendara kereta (sepeda motor) yang menjadi korban masuk ke dalam lubang dan terjatuh sejak jalan di perempatan jalan Serma Maulana, Aek Kanopan - LABURA berlubang.

Lubang jalan tersebut tepat di perempatan sebelum rel kereta api perlintasan kereta api yang tidak jauh dari stasiun Kereta Api Membang Muda, sebelah Barat arah jalan ke jalan Wonosari/Pulo Tarutung, sebelah Selatan jalan ke arah Parluasan, sebelah Timur jalan Serma Maulana, sebelah Utara Sejahtera.



Korban paling parah adalah orang tua yang terjatuh pada lubang yang berukuran sekitar 2 meter tersebut hari ini, setelah melintasi rel kereta api. Tepatnya sekitar pukul 10.30 WIB, atau tadi pagi saat orang tua yang berusia sekitar 60 tahun tersebut hendak berkunjung kerumah kerabatnya di wilayah jalan Serma Maulana (warga setempat menyebut dengan sebutan Kampung Kristen). Orang yang sudah tua tersebut mengalami pendarahan di kepala akibat benturan dengan jalan dan batuan sekitar lubang tersebut serta luka-luka di lengan dan kakinya.



Beruntung, tepat dekat lubang dan terjatuhnya orang tua tersebut terdapat sebuah klinik praktik Bidan dan orang tua yang bernama Bapak Malau (Op. Irma) tersebut langsung mendapatkan perawatan dengan mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya.


Keluarga Korban Sedang Menunggu Orang Tua yang Sedang dalam Perawatan

Sesaat kemudian melintas Kepala Lorong, sebutan KEPLOR untuk seorang penanggungjawab di daerah, sehingga salah seorang warga langsung menanyakan kepada Bapak Horas Nainggolan sebagai Keplor tentang bagaimana reaksinya melihat kejadian tersebut dan apa tindakan yang telah dan yang akan dilakukannya sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap daerah tersebut.



“Sudah dikirim surat ke DPRD Labuhanbatu Utara (Pemda Labura), ya kita menunggu hasil dari surat itu dan tindakannya, katanya.” Warga bertanya ulang, “hanya itu atau apakah adakah hal lain yang dapat dilakukan?”

“Ya kita tunggu saja, sudah disurati setelah itu ya urusan/kewenangan mereka (DPRD), katanya lagi.”

Kemudian, “tutupi saja lubang itu pakai papan,” kata keplor memberikan saran. Namun dijawab, “bahaya bang kalau ditutup pakai papan, karena kan jalan itu diwatii kereta (red:sepeda motor) dan motor (red:mobil),” kata warga menjawab.

Khawatir jika ditutup hanya menggunakan papan orang yang lewat tidak akan mengetahui lubang tersebut dan akan mengalami kejadian lebih membahayakan lagi. Lalu, Keplor tersebut pergi begitu saja meninggalkan warga tanpa melihat orang tua yang barusan saja menjadi korban di wilayahnya itu, sedang dirawat akibat luka dan pendarahan di kepala.



  • Apakah harus menunggu korban lebih banyak lagi atau korban yang mengalami luka lebih parah dan serius bahkan harus meninggal dunia dulu, baru Pemerintah LABURA turun tangan mengurusi warganya?


  • Bagaimana jika yang menjadi korban adalah keluarga Anda, dan kemana anggaran negara untuk perbaikan jalan?


  • Apakah karena kejadian dan rusaknya jalanan terjadi di daerah sehingga pemerintah tidak turut serta bertanggungjawab, dan apa sebenarnya tugas dan tanggungjawab si penanggungjawab daerah tersebut untuk warga di wilayah atau lingkungannya?









Inilah salah satu duka LABURA, hanya jika ada warga yang menjadi korban maka PEMDA akan bekerja, kalau tidak ya begitu-begitu saja. Hal-hal seperti ini-itu seakan sudah menjadi budaya, Pemerintah hanya akan bekerja setelah menunggu ada masyarakat yang mengadu dan itu sudah terjadi dari dulu.