Pada perayaan hari ulang tahun ke-30, isu tak mengenakkan menerpa JNE hingga terbitlah tagar BoikotJNE yang viral beberapa hari lalu.

Pasalnya banyak pihak yang berspekulasi bahwa JNE telah berafiliasi dengan suatu pihak atau ormas.

Lantaran perusahaan ekspedisi tersebut mendapat ucapan dan doa ulang tahun dari beberapa tokoh tertentu.

Menanggapi hal itu, CEO JNE Mohammad Feriadi pun membuka suara.

Ia menegaskan jika perusahaannya tidak memihak pada agama, suku bangsa, ras dan pandangan politik tertentu.

“Berani demi Allah, JNE organisasi netral, JNE tak afiliasi dengan kelompok atau perorangan mana pun, JNE hanya ingin berbisnis dengan keberkahan,” ucap Feriadi saat konferensi pers di Jetski Cafe, Penjaringan, Jakarta Utara.

Ia menjelaskan, seruan tagar BoikotJNE yang ramai di media sosial itu terkait adanya upaya-upaya persaingan bisnis yang tidak sehat, terlebih pada momen Harbolnas pada 12 Desember lalu.

Selanjutnya pihak pengacara JNE, Hotman Paris pun membuka kesempatan bagi berbagai pihak untuk membuktikan bahwa perusahaan jasa distribusi barang ini terafiliasi dengan ormas ataupun terlibat mendanai terorisme.

“Karena serangan dari viral-viral itu sangat kejam, orang bisa percaya. Sekarang saya kasih kesempatan, adakah dari kalian yang bisa buktikan bahwa (JNE) ada kaitannya dengan teroris? Adakah yang bisa buktikan bahwa mereka ada hubungan dengan Haikal Hassan dan Hanny Kristiyanto? Kalau ada, sekaranglah buktikan,” tegasnya.

Selain itu, Hotman menjelaskan kalau Haikal Hassan sama sekali tidak memiliki saham di JNE maupun sebagai pengurus.

Terkaitnya nama Haikal Hassan dalam kasus ini lantaran ia pernah memberikan ucapan selamat ketika JNE berulang tahun yang ke-30.

VP Marketing JNE Eri Palgunadi menegaskan, pihak JNE menerima ucapan selamat ulang tahun dari semua tokoh dan salah satunya adalah Haikal Hassan.

Namun, pihak JNE juga menerima ucapan serupa dari tokoh-tokoh lainnya.