Polda Metro Jaya menyebut adanya penyerangan dari pengikut Habib Rizieq saat polisi melakukan pengintaian di Tol Jakarta-Cikampek.

Polisi mengaku memiliki bukti rekaman CCTV terkait kejadian itu.

“(Bukti CCTV) ada, ini kan lagi kita bongkar. CCTV ada beberapa tapi masih dikumpulkan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

Selain itu, Yusri mengatakan pihaknya juga telah mengantongi rekaman percakapan voice note para pelaku penyerangan kepada anggotanya.

Dia menyebut rekaman suara tersebut menunjukkan pelaku telah berniat untuk menyerang petugas.

“Dari voice note yang beredar itu kan mereka tahu ada polisi yang mengikuti mereka dan direncanakan untuk segera memepet kalau perlu tabrak dan ‘sikat’ (mobil petugas). Itu faktanya,” beber Yusri.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menjelaskan bahwa tindakan tegas polisi saat itu adalah upaya bela diri dalam keadaan terdesak (overmacht).

Mobil yang ditumpangi laskar FPI disebutnya melakukan perlawanan.

“Jadi faktanya memang seperti itu, kalau memang kejadiannya seperti itu dan anggota dalam rangka overmacht,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat.

Menurut Tubagus, petugas kepolisian yang melakukan pembuntutan terhadap mobil pengikut Habib Rizieq hanya ada 1 mobil.

Sehingga, menurutnya tidak mungkin polisi melakukan penyerangan.

“Begini faktanya itu sembilan mobil dari mereka diikuti oleh satu mobil saja. Nah mana mungkin kita melakukan penyerangan. Kita cuman pengen tahu pengkondisian gimana. Terus kemudian satu mobil yang ditembaki masa iya gitu orang kita kekuatannya jauh kok,” jelas Tubagus.

“Kalau tidak dalam kondisi terdesak anggota tidak akan melakukan itu (penembakan) bahkan bilamana perlu anggota tidak sampai ketahuan. Kan itu dalam rangka tidak ketahuan gitu loh,” sambungnya.

Seperti diketahui, enam anggota pengikut Habib Rizieq Shihab tewas tertembak saat terjadi baku tembak dengan polisi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.

Sebelumnya Sekertaris Umum FPI Munarman menanggapi peristiwa yang terjadi di Tol Jakarta Cikampek dini hari tadi.

Munarman menyebut enam orang yang tewas tersebut akibat penyerangan terlebih dahulu oleh polisi.

“Kejadiannya kenapa kami menyatakan laskar kami dalam keadaan hilang? Karena memang kami belum tahu di mana keberadaannya, itu membuktikan bahwa mereka dibunuh dan dibantai. Kalau sejak awal tembak-menembak itu berarti tewasnya di tempat dong? Tewas di tempat pasti banyak, semalem saya sendiri sampai jam 03.00 WIB sudah ngecek dengan teman-teman di lapangan tidak ada jenazah di situ, tidak ada keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan di Pintu Tol Karawang Timur, di tengah malam itu saya sudah cek,” beber Munarman.

Munarman melanjutkan, pihaknya telah mengecek ke lokasi pada dini hari tadi setelah mendapat informasi bahwa keenamnya tewas ditembak.

Namun pihaknya tidak menemukan kendaraan yang ditumpangi oleh keenam laskar tersebut.

“Begitu saya mendengar ada berita terjadi laskar kita ditembak kita suruh cek ke pintu Tol Karawang Timur, ternyata tidak ada mobil laskar di situ, jenazah tidak ada, kalau itu memang tembak menembak dan tewas di tempat itu pasti ada jenazah di situ, pasti membutuhkan proses lama untuk evakuasi di situ, tetapi ini tidak ada,” katanya.

sumber: metroonlinentt.com

https://metroonlinentt.com/soal-penembakan-pengikut-hrs-di-tol-polisi-cctv-lagi-kita-bongkar/