BANGNES - SD Muhammadiyah 11 Surabaya (SD Muhlas) menggelar shalat gaib dan doa bersama atas tragedi Kanjuruhan Malang Jawa Timur, di aula lantai empat SD Muhlas, Senin, (3/10/2022).

Shalat gaib dan doa bersama yang dilakukan setelah shalat dhuha itu dilaksanakan sekitar pukul 07.30 WIB oleh sekitar 300 siswa dari kelas 4, 5, dan 6 bersama guru kelas dan guru bidang studi.

Hadir pula Kepala SD Muhlas ustadzah Mursiah, SAg MPd., serta sebagai Imam Sholat ustadz Ahwan Hamid M.Pd.I. guru Al Islam SD Muhlas. 

Sebelum sholat dilaksanakan, ustadz Ahwan menyampaikan, 

"Anak-anak dan ustad-ustdzah kita dan Indonesia hari ini berduka atas meninggalnya 125 suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur".

Sontak suasana menjadi hening, seakan merasakan duka yang mendalam atas tragedi tersebut. Masih dengan ustadz Ahwan, mengingatkan kembali tata cara sholat ghaib sama dengan sholat jenazah yaitu hanya satu rakaat dan empat kali takbir tanpa rukuk maupun sujud, serta ditutup dengan salam.

Dalam ceramah singkatnya, Ustadz Ahwan mengawali dengan kalimat Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kalimat ini memiliki arti "Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali pada Allah SWT." 

Jika dipahami, kalimat ini memiliki makna mendalam. Dunia dan seluruh isinya adalah milik Allah SWT, manusia tidak bisa menuntut apapun karena Allah SWT yang memiliki hak dan kehendak.

Artinya bahwa kita yang hidup ini pasti akan meninggalkan dunia ini untuk menghadap kepada Allah SWT. "Maka jadikanlah peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita yaitu suporter Aremania dalam tragedi Kanjuruhan Malang sebagai pelajaran yang berharga untuk senantiasa bisa menahan diri, menjaga hati, dan saling menghargai antar sesama", ujar ustadz Ahwan.

Sebagai siswa SD Muhlas, warga Surabaya boleh berbangga dengan tim kebanggaan masing-masing, namun tetap menjaga sportifitas dan persatuan bangsa Indonesia. 

"Marilah kita doakan, semoga para suporter Aremania yang telah wafat diampuni segala dosanya dan diterima segala amal ibadahnya", tutup ustadz Ahwan.

Sementara itu Kepala SD Muhlas, ustadzah Mursiah menyampaikan, keluarga besar SD Muhammadiyah 11 Surabaya turut berduka cita atas meninggalnya para suporter Aremania dan aparat kepolisian yang wafat dalam menjalankan tugas saat tragedi Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022 kemarin.

"Sebagai bentuk simpati dan berbelangsungkawa, seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 beserta guru kelas dan guru bidang studi yang tidak ada jam mengajar kami ajak untuk sholat ghaib. Semoga dengan diadakan sholat ghaib ini ada pelajaran bermanfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari", tutup ustdzah Mursiah.

(Sigit Santoso)